Manfaat Terapi Hiperbarik untuk Pencernaan Pernah Diteliti di FKUI



Jakarta, Kebakaran di RSAL Mintoharjo, Jakarta Pusat mengangkat popularitas terapi oksigen hiperbarik. Di bidang gastroenterologi, terapi ini dipakai juga untuk mengatasi radang usus akibat radioterapi.

"Saya beberapa kali mengirim pasien untuk dilakukan hiperbarik ini khususnya pasien dengan kolitis radiasi," kata Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, FINASIM, pakar saluran cerna dari RS Cipto Mangunkusumo, Selasa (15/3/2016).

Kolitis radiasi adalah radang usus bawah yang terjadi akibat efek samping radioterapi. Kondisi ini kerap ditemukan pada pasien kanker mulut rahim maupun kanker prostat yang menjalani radioterapi.

Dalam terapi hiperbarik, pasien bernapas dengan oksigen murni (100 persen) di dalam ruangan bertekanan tinggi. Dengan pemberian oksigen murni, diharapkan terjadi perbaikan oksigenasi yang mempercepat pemulihan luka maupun radang.

Baca juga: Terapi Hiperbarik, Terapi Oksigen Bertekanan untuk Berbagai Penyakit 

Efek terapi hiperbarik pada prokitis radiasi atau radang anus akibat radioterapi juga pernah diteliti di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Penelitian yang dipublikasikan tahun 2007 di Indonesian Journal of Gastroenterology, Hepatology and Digestive Endoscopy ini membuktikan bahwa terapi hiperbarik menurunkan prevalensi atau angka kejadian prokitis radiasi.

Dalam penelitian tersebut, terapi hiperbarik diberikan di RSAL Mintoharjo, Jakarta Pusat. Sebanyak 32 pasien dalam penelitian ini mendapatkan terapi hiperbarik, sedangkan kelompok kontrol sebagai pembanding terdiri dari 33 pasien.

Baca juga: Kecelakaan-kecelakaan Terapi Hiperbarik di Berbagai Negara (up/vit)


Source link

0 Response to "Manfaat Terapi Hiperbarik untuk Pencernaan Pernah Diteliti di FKUI"

Posting Komentar