Jumlah Ilmuwan Wanita di Indonesia Sangat Kurang, Ini Sebabnya




Jakarta -
Ilmuwan menjadi suatu profesi yang sering dikaitkan dengan pekerjaan pria. Padahal, peran perempuan dalam dunia penelitian sangatlah penting. Tetapi sayangnya, jumlah wanita Indonesia yang menempuh pendidikan tinggi hingga program doktoral sangatlah sedikit.

Menurut data dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, hanya tujuh persen wanita lulusan S-1 yang meneruskan ke jenjang S-2, dan hanya tiga persen wanita lulusan S-2 yang menempuh program S-3. Dikatakan oleh  Prof. Herawati Sudoyo MD, Ph.D, di Indonesia sendiri hanya ada 26 ribu ilmuwan wanita. Angka tersebut tentunya sangat minim dibandingkan dengan populasi Indonesia.

Penyebabnya karena jumlah keseluruhan dari wanita yang bekerja dalam bidang sains dan teknologi relatif tidak terlalu banyak. Bahkan saat memutuskan untuk mencari kerja, mereka akan mencari kerja yang bertolak belakang dengan bidang sains yang diambilnya.

Lalu apa yang menyebabkan wanita Indonesia kurang tertarik untuk berprofesi sebagai ilmuwan? Profesor wanita yang merupakan peneliti dan analisis DNA forensik dari Lembaga Biologi Molekul Eijikman ini menuturkan bahwa bidang sains adalah minat dasar yang dimiliki oleh seseorang.

"Sains itu passion. Passion itu ketika kamu mau jadi seorang peneliti, atau kamu tidak mau. Harus ada komitmen dan tidak bisa dilakukan setengah hati. Kalau setengah-setengah menjalaninya, tidak akan menjadi apa-apa dan tidak bisa berkarier dengan baik," ujarnya pada acara Loreal Science Projects di Gedung D, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat (16/3/2016).

Penyebab lainnya adalah banyaknya stereotipe yang mengatakan bahwa ilmuwan wanita adalah sosok orang yang kurang bisa bergaul dan tipe wanita 'kutu buku'. Padahal menurut doktor lulusan biokimia dari Universitas Monash Australia itu, ilmuwan wanita juga sama seperti wanita yang bekerja di bidang-bidang lainnya.

"Karena itu suatu kesalahan, tidak diberikan pengenalan dan kesadaran tentang profesi ilmuwan. Di tempat saya, ilmuwan wanita itu masih muda dan tidak kalah aktif. Stereotipe itu yang harus diubah," lanjutnya lagi.

Kondisi seperti ini, menurut ibu dua anak itu bukan hanya terjadi di Indonesia saja namun juga di seluruh dunia. Salah satu masalah yang biasanya terjadi adalah mereka harus melambatkan diri dalam hal karier dan harus menyeimbangkan waktu untuk keluarga. Sedangkan kelambatan itu membuat wanita sulit menentukan posisinya sebagai seorag ilmuwan karena dunia sains adalah bidang yang perkembangan ilmunya relatif cepat.

"Ada baiknya para wanita ini diberikan pendukung. Misalnya kalau dia punya anak kecil, sediakan day care di sekitar tempat kerja. Kalau mau berkarier apalagi menjadi peneliti, sebaiknya berikan kemudahan atau penunjang untuk wanita agar bisa berkarier," tutup wanita yang mengajar di Fakultas Biologi Universitas Indonesia itu. (itn/itn)



Source link

0 Response to "Jumlah Ilmuwan Wanita di Indonesia Sangat Kurang, Ini Sebabnya"

Posting Komentar